Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Stres dan Koping."
ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Pembuatan makalah ini
tentunya mendapat bimbingan dari berbagai pihak. Atas bimbingan yang telah
diberikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Dra.
Lilik Sriyanti, M. Si selaku dosen mata kuliah Psikologi Umum.
2.
Orang
tua yang telah memberikan dukungan sepenuhnya baik material maupun spiritual.
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna. Untuk itu kami membuka
kritik maupun saran bagi para pembaca agar perbaikan-perbaikan dapat dilakukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita dan mewujudkan pengetahuan.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
Hied Naura / Mahasiswa Stain Salatiga
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuatu hal dapat terjadi pada setiap orang, baik hal yang
buruk ataupun baik, seperti kondisi stress atau peningkatan kesehatan.
Pemahamantentang stress dan akibatnya
sangatlah penting bagi upaya pengobatan dan pencegahan stress itu
sendiri. Setiap orang mengalami sesuatu yang disebutstress sepanjang
kehidupannya. Masalah stress sering dihubungkan dengankehidupan modern dan sepertinya kehidupan modern merupakan sumber bermacam
gangguan stress. Para ahli telah banyak meneliti masalah stress,terutama yang bertalian dengan situasi dan
kondisi hidup.
Stres dapat memberikan stimulus terhadap perkembang
dan pertumbuhan, dan dalam hal ini stress adalah hal positif dan
diperlukan. Namun demikian, terlalu banyak stress dapat menimbulkan
gangguan-gangguan seperti, penyesuaian yang buruk, penyakit fisik
danketidakmampuan untuk mengatasi atau koping terhadap masalah.
Sejumlah penelitian yang telah dilakukan menunjukan adanya suatu hubungan
antara peristiwa kehidupan yang menegangkan atau penuh stress dengan
berbagaikelainan fisikdan psikiatrik (Yatkin & Labban, 1992).
Claude Bernand, tahun 1867, adalah satu dari ahli fisiologi
pertamayang mengenali konsekuensi stress.
Ia menyatakan perubahan dalamlingkungan internal dan eksternal dapat
mengganggu fungsi suatu organnismedan hal ini penting bagi organisme untuk
mengadaptasi stressor sehinggaorganisme tersebut dapat bertahan. Walter Cannon,
tahun 1920, menyelidikirespons fisiologis terhadap rangsangan emosional dan
penekanan fungsi adaptif dari reaksi ‘melawan atau lari’ (fight or flight).
Cannon jugamenunjukan bahwa respon ini adalah hasil dari pengaruh emosional
padatubuh dan bahwa respon selanjutnya adalah adaptif dan fisiologis (Robinson,1990)
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah itu pengertian
stres?
2.
Apakah gejala dan
ciri-ciri stres?
3.
Apa saja faktor yang
mempengaruhi stres?
4.
Apakah itu Koping dan
Bagaimana cara mengatasi stres?
C. Tujuan
Adapun
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep stress dan koping
D. Metode Penilitian
Dalam penyususnan
makalah ini, metode yang kami gunakan yaitu tinjauan pustaka dan media internet. Kami mencari
sumber dari berbagai media tersebut sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “ Stress dan Koping.”
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Stress
Stress
menurut Hans Selye 1976 merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik
terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian
tersebut dapat dikatakan stress apabila seseorang mengalami beban atau tugas
yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yangdibebankan
itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugastersebut,
sehingga orang tersebut dapat mengalami stress. Respons atau tindakanini
termasuk respons fisiologis dan psikologis. Stress dapat menyebabkan perasaan
negative atau yang berlawanandengan apa yang diinginkan atau mengancam
kesejahteraan emosional. Stress dapat menggangu cara seseorang dalam menyerap
realitas, menyelesaikan masalah, berfikir
secara umum dan hubungan seseorang dan rasa memiliki. Terjadinya stress
dapat disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stressor,stressor ialah stimuli
yang mengawali atau mencetuskan perubahan. Stressor secara umum dapat
diklasifikasikan sebagai stressor internal atau eksternal.Stressor internal berasal dari dalam diri
seseorang (mis. Kondisi sakit,menopause, dll ). Stressor eksternal
berasal dari luar diri seseorang atau lingkuangan
(mis. Kematian anggota keluarga, masalah di tempat kerja, dll ).
Pengertian
stress akan berbeda satu dengan lainnya, hal ini bergantung dengan cara
pandang seseorang dalam mendefinisikannya. Ada beberapa pengertian yang
perlu diketahui mahasiswa yaitu,
a.
Hans Selye,1976
Stress adalah rspon tubuh yang sifatnya
non-spesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya.
b. Emanuelsen
& Rosenlicht, 1986
Stress didefinisikan sebagai respon fisik dan
emosionalterhadap tuntutan yang dialami individu yang diiterpretasikansebagai sesuatu yang mengancam keseimbangan
c. Soeharto Heerdjan, 1987
Stres
adalah suatu kekuatan yang mendesak ataumencekam, yang menimbulkan suatu
ketegangan dalam diri seseorang.
d. Maramis, 1999
Secara
umum, yang dimaksud ³Stres adalah reaksi tubuhterhadap situasi yang menimbulkan
tekanan, perubahan,ketegangan emosi, dan lain-lain´. ³Stres adalah segala
masalahatau tuntutan penyesuaian diri, dan karena itu, sesuatu yangmengganggu
keseimbangan kita´
e.
Vincent Cornelli, sebagai mana dikutip oleh Grant Brecht(2000)
Stres adalah gangguan
pada tubuh dan pikiran yangdisebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan,
yangdipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individudi dalam lingkungan tersebut.
f.
Keliat, B.A. , 1999
Stress adalah
realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapatdihindari. Stres disebabkan oleh
perubahan yang memerlukan penyesuaian.
g.
Lazarus & Folkman , 1984
Stres merupakan
hubungan antara individu denganlingkungan yang oleh individu dinilai membebani
atau melebihikekuatannya dan mengancam
kesehatannya.
h.
Spilberger (Handoyo, 2001)
Stress adalah
tuntutan eksternal yang mengenai seseorang,misalnya objek-objek dalam
lingkungan atau seatu stimulus yangsecara objektif adalah berbahaya
B.
GEJALA STRES
Stres sifatnya universiality, yaitu umum
semua orang sama dapat merasakannya, tetapi cara pengungkapannya yang berbeda
atau diversity. Sesuai dengan karakteristik individu, maka responnya berbeda-
beda untuk setiap orang. Seseorang yang mengalami stres dapat mengalami
perubahan-perubahan yang terjadi,
Ø
Cary Cooper dan Alison Straw
mengemukakan gejala stres dapat berupa tanda-tanda berikut ini :
1.
Fisik, yaitu nafas memburu,
mulut dan tenggorokan kering, tangan lembab, merasa panas, otot-otot tegang,
pencernaanterganggu, sembelit, letih yang tidak beralasan, sakit kepala, salah
urat dan gelisah.
2.
Perilaku, yaitu perasaan
bingung, cemas, sedih, jengkel, salah paham, tidak berdaya, gelisah, gagal,
tidak menarik, kehilangan semangat, susah konsentrasi, dan sebagainya.
3.
Watak dan kepribadian, yaitu
sikap hati-hati yang berlebihan, menjadi lekas panik, kurang percaya diri,
penjengkel.
.
Ø
Menurut Braham, gejala stres
dapat berupa tanda-tanda,sebagai berikut :
1.
Fisik, yaitu sulit tidur
atau tidak dapat tidur teratur, sakit kepala, sulit buang air besar, adanya
gangguan pencernaan, radang usus, kulit gatal-gatal.
2.
Emosional, yaitu
marah-marah, mudah tersinggung, terlalu sensitif,gelisah dan cemas, suasana
hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis.
3.
Intelektual, yaitu mudah
lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit berkonsentrasi, suka melamun,
pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja
4.
Interpersonal, yaitu acuh,
kurang percaya kepada orang lain, sering mengingkari janji, suka mencari
kesalahan orang lain, menutup diri, mudah menyalahkan orang lain.
C. Ciri-ciri Stres
Ø
Ciri-ciri stres yang baik:
1.
Mengahadapi sesuatu dengan
penuh harapan untuk melawan rasa takut dalam diri.
2.
Memiliki jadwal yang sangat
padat, tetapi didalam sela-sela jadwal yang padat itu ada aktivitas yang sangat diharapkandan
sangat dinikmati.
3.
Memiliki komitmen yang lebih
terhadap apa yang Anda sayangi. Misalnya: pernikahan, menjadi seorang ayah/ibu,
menjadi pekerja, atau menjadi pegawai negeri.
4.
Bekerja dengan tujuan
tertentu dan Anda tahu kecepatan Anda saat bergerak akan berkurang saat tujuan
itu tercapai atau bahkan saat baru akan tercapai.
5.
Merasa tertantang, siap dan
bersemangat untuk menerima dan menyelesaikan tugas yang akan Anda hadapi.
6.
Merasakan kondisi badan yang
cukup lelah namun akhirnya akan menikmati tidur yang lelap dan nyaman.
Ø
Ciri-ciri stres yang jahat:
1.
Menghadapi segala sesuatu
dengan perasan takut, resah, gelisah dan khawatir.
2.
Memiliki jadwal yang sangat
padat, tetapi tak ada satupun yang dapat Anda nikmati dan mau tidak mau, harus
Anda penuhi kewajiban itu.
3.
Merasa bahwa semua yang Anda
lakukan tidaklah penting, tidak memenuhi seluruh kebutuhan Anda, dan tak
sebanding dengan tenaga, pikiran dan waktu yang Anda curahkan.
4.
Merasa tidak memegang
kendali dan selalu merasa panic seakan-akan tidak ada jalan keluar untuk
menyelesaikan tugas, merasa tidak ada selesainya, dan merasa tidak ada yang membantu
menyelesaikannya.
5.
Merasa lebih baik bekerja
daripada berhenti/istirahat sejenak saat jam kerja.
6.
Memiliki tidur yang tidak
lelap, tidur yang resah, sering sakit maag, sakit punggung dan mempunyai sakit
yang sifatnya menahun.
D.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stress
Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut
stressors. Meskipun stress dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors,
biasanya karyawan mengalami stress karena kombinasi stressors. Menurut Robbins
(2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya stress
yaitu :
1. Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan
pengaruh pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan.
Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi
karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat
karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang
mengalami ancaman terkena stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan
teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan
membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua
pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan
adanya teknologi yang digunakannya.
2. Faktor Organisasi
Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat
menimbulkan stress yaitu role demands, interpersonal demands, organizational
structure dan organizational leadership.
Pengertian
dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Role Demands
Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas
dalam suatu organisasi akan mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk
memberikan hasil akhir yang ingin dicapai bersama dalam suatu organisasi
tersebut.
b. Interpersonal Demands
Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya
dalam organisasi. Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu
dengan karyawan lainnya akan dapat menyeba bkan komunikasi yang tidak sehat.
Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan
kehidupan sosial akan menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara
karyawan yang satu dengan karyawan lainnya.
c. Organizational Structure
Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana
keputusan tersebut dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan dalam struktur
pembuat keputusan atau peraturan maka akan dapat mempengaruhi kinerja seorang
karyawan dalam organisasi.
d. Organizational
Leadership
Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang
pimpinan dalam suatu organisasi. Karakteristik pemimpin menurut The Michigan
group (Robbins, 2001:316) dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih
mengutamakan atau menekankan pada hubungan yang secara langsung antara pemimpin
dengan karyawannya serta karakteristik pemimpin yang hanya mengutamakan atau
menekankan pada hal pekerjaan saja. Empat faktor organisasi di atas juga akan
menjadi batasan dalam mengukur tingginya tingkat stress. Pengertian dari
tingkat stress itu sendiri adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi suatu
pekerjaan atau masalah yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam
mencapai suatu kesempatan, batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana
semuanya itu berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima
sebagai sesuatu yang tidak pasti tapi penting (Robbins, 2001:563).
3. Faktor Individu
Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari
dalam keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan.
Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada
pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam
pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah ekonomi tergantung dari bagaimana
seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup bagi kebutuhan
keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan seperlunya.
Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat menimbulkan
stress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut.
Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus
diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang.
E. Koping / Cara Mengatasi stress
Koping
merupakan cara-cara yang digunakan oleh indifidu unyuk menghadapi situasi yang
menekan.Oleh karena itu meskipun koping menjadi bagian dari penyesuaian
diri,namun koping merupakan istilah yang khusus digunakan untuk menunjukkan
reaksi individu ketika menghadapi tekanan/stress.
Ada
berbagai macam koping.Pendapat berbagai tokoh pun beragam.Ada yang menyebutkan
istilah koping hanya untuk cara-cara mengatasi persoalan yang sifatnya
positif.Namun ada juga yang melihat koping sebagai istilah yang netral.
Koping
yang negatif menimbulkan berbagai persoalan baru di kemudian hari,bahkan sangat
mungkin memunculkan berbagai gangguan pada diri individu yang
bersangkutan.Sebaliknya koping yang positif menjadikan individu semakin
matang,dewasa dan bahagia dalam menjalani kehidupannya.
Ada berbagai cara untuk mengatasi stress.kalau akibat stres
telah mempengaruhi fisik,dan bahkan menimbulkan penyakit tertentu,peranan
obat/medikasi biasanya diperlukan.namun obat itu sendiri kurang efektif untuk
mengatasi stress dalam jangka panjang.Ada efek negatif bila menggunakan obat
terus menerus.Disamping obat-obat tertentu membutuhkan biaya yang mahal,obat
juga bias mengakibatkan ketergantungan dan bahkan membuat orang tertentu kebal
terhadap obat tertentu.Untuk mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke
tahap yang paling berat, maka dapat dilakukan dengan cara :
1.
Istirahat dan Tidur
Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam
mengatasi stres karena dengan istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan
keadaan tubuh. Tidur yang cukup akan memberikan kegairahan dalam hidup dan
memperbaiki sel-sel yang rusak.
2.
Olah Raga atau Latihan Teratur
Olah raga dan latihan teratur adalah salah satu cara
untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental. Olah raga
dapat dilakukan dengan cara jalan pagi, lari pagi minimal dua kali seminggu dan
tidak perlu lama-lama yang penting menghasilkan keringat setelah itu mandi
dengan air hangat untuk memulihkan kebugaran.
3. Berhenti
Merokok
Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi
stres karena dapat meningkatkan ststus kesehatan dan mempertahankan ketahanan
dan kekebalan tubuh.
4. Tidak
Mengkonsumsi Minuman Keras
Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat
mengakibatkan terjadinya stres. Dengan tidak mengkonsumsi minuman keras,
kekebalan dan ketahanan tubuh akan semakin baik, segala penyakit dapat
dihindari karena minuman keras banyak mengandung alkohol.
5. Pengaturan
Berat Badan
Peningkatan berat badan merupakan faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya stres karena mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap
stres. Keadaan tubuh yang seimbang akan meningkatkan ketahanan dan kekebalan
tubuh terhadap stres.
6.
Pengaturan Waktu
Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam
mengurangi dan menanggulangi stres. Dengan pengaturan waktu segala pekerjaaan
yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dapat dihindari. Pengaturan waktu dapat
dilakukan dengan cara menggunakan waktu secara efektif dan efisien serta
melihat aspek prokdutivitas waktu. Seperti menggunakan waktu untuk menghasilkan
sesuatu dan jangan biarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat.
7.
Terapi Psikofarmaka
Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalam mengalami stres
yang dialami dengan cara memutuskan jaringan antara psiko neuro dan imunologi
sehingga stresor psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif
afektif atau psikomotor yang dapat mengganggu organ tubuh yang lain.
Obat-obatan yang digunakan biasanya digunakan adalah anti cemas dan anti
depresi.
8.
Terapi Somatik
Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan
akibat stres yang dialami sehingga diharapkan tidak dapat mengganggu sistem
tubuh yang lain.
9. Psikoterapi
Terapi ini dengan menggunakan teknik psikologis yang disesuaikan
dengan kebutuhan seseorang. Terapi ini dapat meliputi psikoterapi suportif dan
psikoterapi redukatif di mana psikoterapi suportif memberikan motivasi atau
dukungan agar pasien mengalami percaya diri, sedangkan psikoterapi redukatif
dilakukan dengan memberikan pendidikan secara berulang. Selain itu ada
psikoterapi rekonstruktif, psikoterapi kognitif dan lain-lain.
10. Terapi Psikoreligius
Terapi ini dengan menggunakan pendekatan agama dalam
mengatasi permasalahan psikologis mengingat dalam mengatasi permasalahn
psikologis mengingat dalam mengatasi atau mempertahankan kehidupan seseorang
harus sehat secara fisik, psikis, sosial, dan sehat spiritual sehingga stres
yang dialami dapat diatasi.
11.
Homeostatis
Merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan dalam menghadapi kondisi yang dialaminya. Proses homeostatis ini
dapat terjadi apabila tubuh mengalami stres yang ada sehingga tubuh secara
alamiah akan melakukan mekanisme pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang
seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa homeostatis adalah suatu proses
perubahaan yang terus menerus untuk memelihara stabilitas dan beradaptasi
terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
Homeostatis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat
dikendalikan oleh suatu sistemendokrin dan syaraf otonom. Secara alamiah proses
homeostatis dapat terjadi dalam tubuh manusia. Dalam mempelajari cara tubuh
melakukan proses homeostatis ini dapat melalui empat cara di antaranya:
a.
Self regulation di mana sistem ini terjadi secara
otomatis pada orang yang sehat sepertidalam pengaturan proses sistem fisiologis
tubuh manusia.
b.
Berkompensasi yaitu tubuh akan cenderung bereaksi
terhadap ketidak normalan dalam tubuh.
c.
Dengan cara sistem umpan balik negatif, proses ini
merupakan penyimpangan dari keadaan normal segera dirasakan dan diperbaiki
dalam tubuh dimana apabila tubuh dalam keadaan tidak normal akan secara sendiri
mengadakan mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan dari keadaan yang ada.
d.
Cara umpan balik untuk mengkoreksi suatu
ketidakseimbangan fisiologis.
Pencegahan
terhadap stres bisa dilakukan dengan mengubah sikap hidup.Orang yang terlibat
lebih aktif dengan pekerjaan dan kehidupan masyarakat,lebih berorientasi pada
tantangan dan perubahan ,dan merasa dapat menguasai kejadian-kejadian dalam
hidupnya adalah orang yang tidak akan mudah terkena efek negatif stress.
BAB III
KESIMPULAN
Stress menurut Hans
Selye 1976 merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap
tuntutan atau beban atasnya.
Manifestasi Stress ;
Stres sifatnya universiality, yaitu umum semua orang sama dapat merasakannya,
tetapi cara pengungkapannya yang berbeda atau diversity. Sesuai dengan
karakteristik individu, maka responnya berbeda- beda untuk setiap orang.
Faktor yang mempengaruhi stress yaitu, faktor lingkungan,
faktor organisasi, dan faktor individu.
Koping merupakan cara-cara yang digunakan oleh indifidu
unyuk menghadapi situasi yang menekan.Oleh karena itu meskipun koping menjadi
bagian dari penyesuaian diri,namun koping merupakan istilah yang khusus
digunakan untuk menunjukkan reaksi individu ketika menghadapi tekanan/stress.
Ada
berbagai macam koping.Pendapat berbagai tokoh pun beragam.Ada yang menyebutkan
istilah koping hanya untuk cara-cara mengatasi persoalan yang sifatnya
positif.Namun ada juga yang melihat koping sebagai istilah yang netral.
Koping yang
negatif menimbulkan berbagai persoalan baru di kemudian hari,bahkan sangat
mungkin memunculkan berbagai gangguan pada diri individu yang
bersangkutan.Sebaliknya koping yang positif menjadikan individu semakin matang,dewasa
dan bahagia dalam menjalani kehidupannya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Kesehatan Mental Konsep,Cakupan dan Perkembangan. oleh Siswanto,S.Psi.,M.Si.. 2007. Yogyakarta.
www.slideshare.net/suherlambang/stresskesehatan-dan-coping.